“Masyarakat Indonesia terkenal akan persatuan dan kesatuannya yang teguh. Walaupun terpisahkan oleh pulau dan jarak nan jauh tetapi tetap bersatu dan satu hati”
Sepenggal
potongan kutipan yang saya baca dari koran tersebut menyentakkan saya
sembari berfikir. Memang benar begitu adanya. Indonesia merupakan
negara yang tersusun akan kesatuan pulau-pulau yang terbentang dari
Sabang sampai Merauke. Tetapi masyarakatnya yang terpisah tersebut
masih dapat disatukan. Bayangkan, jika ada pertandingan sepak bola
antara Indonesia vs Bahrain beberapa pekan lalu, berhasil menyatukan
sepasang bola mata di seluruh penjuru negeri ini untuk menyaksikannya
walaupun dalam jarak jauh seperti di televisi. Walaupun hanya dapat
menyaksikan tidak secara langsung (baca: di GBK), tetapi semangat untuk
menang tetap ada di setiap insan yang menyaksikannya. Hal itu tak
sedetikpun melewatkan jiwa pemuda yang dimiliki insan-insan generasi
muda harapan bangsa.
Jikalau kita flashback ke tempo dulu, generasi muda adalah insan yang
paling menjadi perhatian besar oleh para pejuang kemerdekaan kita.
Sehingga dengan lantangnya Bapak Proklamator kita, Ir. Soekarno bersorak
“Berikan aku sepuluh Pemuda, akan kuguncangkan dunia”. Soekarno pernah
mengatakan hal itu, sebuah kata yang secara realita dan logika, sulit
untuk dipercaya, tapi tanpa keraguan Soekarno mengatakannya. Mengapa?
Karena ia percaya dengan kekuatan dan potensi seorang pemuda, khususnya
pemuda Indonesia maka jiwa persatuan dan kesatuan akan semakin kuat dan
tetap dipertahankan. Artinya generasi muda telah mendapat tanggung
jawab besar dalam memimpin negeri ini agar tetap aman dan nyaman serta
tak terusikkan oleh bangsa lain.
Kebebasan berbicara dan menyampaikan pendapat dalam alam demokrasi
pun tak bisa dilepaskan dari eksistensi pemudanya. Semua berawal pada
tanggal 20 Mei 1908, lebih seabad silam, sebuah organisasi yang nantinya
menjadi cikal bakal gaung semangat keindonesiaan. Yang didirikan oleh
para intelektual muda (mahasiswa) Indonesia. Budi Utomo berdiri, pemuda
Indonesia menemukan organisasi tempatnya bernaung meluapkan kobaran
api semangat kemerdekaan yang sudah lama terpendam. 20 tahun kemudian,
28 Oktober 1928, semangat keindonesiaan itu menemukan titik puncaknya,
jiwa kepahlawanan itu bertemu dengan momentumnya yaitu Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda
kami putra dan putri Indonesia, mengaku Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku Bertumpah Darah Satu, Tanah Air Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi Bahasa Persatuan, bahasa Indonesia
Sangat terasa dalam hati bahwa putusan kongres pemuda yang akhirnya
menjadi rekonstruksi simbol itu dimaksudkan untuk memotivasi,
meningkatkan rasa memiliki, meningkatkan rasa kebangsaan. Hal itulah
yang dirasakan oleh sebagin pemuda yang telah berjuang mati-matian demi
mendapat sebuah paket, Paket Kemerdekaan. Tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh pemuda Indonesia tidak terhenti sampai disini. Bahkan,
usaha mereka demi merebut kemerdekaan semakin melebar hingga ke seluruh
pelosok Nusantara.
Lagi-lagi pemuda. 27 tahun kemudian, jiwa kepahlawanan pemuda
Indonesia kembali menemukan momentumnya, berawal dari keresahan dan
kegelisahan Sutan Syahrir dkk menyampaikan ketidaksetujuannya akan hak
kemerdekaan negeri ini atas nama penjajah, bukan atas nama Bangsa
Indonesia. Perbedaan pendapat antara kaum muda dan tua itu pun tak
terelakkan, debat pun dimulai, hingga kasus penculikkan Sang
Proklamator ke Rengasdengklok sehari sebelum Proklamasi. Uniknya
akhirnya membahagiakan (happy ending), sejarah mencatatkan kemerdekaan
Indonesia bukan dari pemberian Jepang, namun atas usaha anak bangsa.
Kegelisahan memang selalu memunculkan dan membangkitkan jiwa
kepahlawanan.
Tahun 1998, 32 tahun dalam kungkungan Rezim Tirani yang sama sekali
tidak menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap nasib rakyat, pemuda
(mahasiswa) akhirnya bergerak, berkumpul, dan sama-sama meninggalkan
arogansi kampus masing-masing, melebur menjadi satu identitas, Mahasiswa
Indonesia. Disana mereka menunjukkan peran dan kontribusinya,
menduduki gedung DPR/MPR untuk kemudian menurunkan Rezim Tirani dan
membawa bangsa ini ke alam demokrasi seperti yang kita rasakan saat
ini.
“Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar
kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda adalah rahasia
kekuatannya” (Hasan Al-Banna, Pemikir Mesir)
Masa sekarang pun kita telah melihat bukti nyatanya. Jika
pemudaadalah tombak kemajuan bangsa. Seandainya mereka melakukan
segalanya dengan berpikir logis dan mempertimbangkan apa yang akan
terjadi selanjutnya, maka bangsa ini akan Maju. Tetapi akhir-akhir ini,
pemuda tak menunjukkan sikap tersebut dengan aksi yang positif.
Pemuda Indonesia banyak terlibat kasus kerusuhan seperti yang terjadi
di Ambon, Maluku pada 11 September lalu. Hal ini kembali kondusifnya
kondisi kota besar di Indonesia timur ini. Aksi serupa yang lain
kasusnya juga terjadi di SMAN 6 Jakarta setelah salah seorang siswa
menyerang wartawan pada 19 September 2011 silam. Bentrokan terjadi
akibat aksi wartawan yang sempat merekam tawuran antara siswa SMAN 6
Jakarta dengan siswa SMAN 70 Jakarta pada 16 September lalu. Kedua aksi
yang dilakukan oleh pemuda tersebut, kembali mencoreng nama baik
pelajar yang seharusnya belajar bukan berkelahi. Hal ini membuktikan
kemerosotan rasa kebangsaan dalam jiwa pemuda.
Berbagai fakta yang terjadi di lapangan akhir-akhir ini telah
membuktikan bahwa pemuda Indonesia era ini, sungguh telah menghilangkan
nilai-nilai luhur Pancasila sebagai ideologi negara yang seharusnya
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Memang di samping itu,
pemerintah terus berjuang agar hal tersebut tidak terulang di kemudian
hari. Dengan mengutamakan pembangunan karakter bangsa pada kurikulum
pendidikan Indonesia. Diharapkan generasi muda khususnya para pemuda
dapat kembali membangkitkan gairah persatuan dan kesatuan bangsa yang
sempat hilang akhir-akhir ini.
“Jiwa muda ini mengatakan kami harus bergerak”
Ungkapan tersebut benar-benar menggugah rasa kebangsaan yang ada
dalam diri saya. Siapa yang tak tergugah mendengar ungkapan tersebut?.
Ungkapan tersebut menantang kita yang memiliki jiwa pemuda agar
bertindak dan melakukan sesuatu untuk bangsa yang besar ini. Ingatlah
bahwa sesuatu yang kecil seringkali menghasilkan sesuatu yang besar.
Sehingga dengan membangun bangsa yang besar ini, jika setiap orang mahu
dan memiliki kesadaran maka akan berbuah sebuah kebaikan di kemudian
hari.
Tindakan kecil yang dimaksudkan adalah seperti membuang sampah pada
tempatnya. Bayangkan jika kita membuang sampah pada tempatnya maka
tempat dan lingkungan dimana kita berada akan menjadi bersih. Jika
setiap pemuda Indonesia membuang satu unit sampah pada tempatnya, maka
akan ada +/- 20 juta unit sampah yang sudah dibersihkan setiap harinya.
Ini akan membuat keadaan lingkungan kita menjadi bersih. Dan angka 20
juta unit sampah yang dibersihkan setiap harinya itu tidak akan
mengganggu aktivitas masyarakat lagi dengan bau yang menyengat tentunya.
Keadaan masyarakat yang aman dan nyaman ini akan membantu meningkatkan
kesadaran dalam jiwa pemuda untuk berpartisipasi penuh dalam membangun
bangsa. Sehingga bumi pertiwi akan bangkit kembali dengan jiwa
pemudanya yang membara seperti kobaran api.
Jika kita hanya memandang ke belakang terus, tentu tidak akan maju
bangsa ini. Berpikirlah untuk terus mengingat masa lalu, tetapi juga
terus berpartisipasi dengan menghadap jauh ke depan dengan harapan
membangun bangsa. Berpangku tangan bukanlah jati diri bangsa Indonesia.
Bermalas-malasan bukanlah tindakan yang menampakkan wujud kecintaan
kita pada negara. Maka dari itu marilah kita bersama-sama membangun
bangsa ini dari sesuatu yang kecil tetapi berharga bagi masa
depan.Tingkatkan rasa keingintahuan kita akan sesuatu hal yang baru.
Sehingga kita terus menggali hal-hal baru yang akhirnya akan berujung
kepada pembangunan bangsa. Membangun bangsa dengan kebaikan besar.
Yakin dan percayalah bahwa Tuhan selalu bersama kita. Tuhan akan
membantu kita jika tindakan kita tersebut benar. Marilah kita membangun
bangsa bersama-sama dengan mengucapkan ‘Bismillahirrahmaanirrahim’.
Pemuda Indonesia, Bisa!!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar